mimpi-mimpiku

Kamis, 10 Desember 2015

Perang Badar; Perang Perdana Pasukan Muslim

1400 tahun yang lalu, di bulan suci Ramadhan, Allah menunjukkan kuasanya, bahwa yang haq akan membungkam yang batil. 1400 tahun yang lalu.. menjadi catatan bersejarah yang begitu penting untuk diketahui oleh seluruh umat muslim yang ada di muka bumi ini. 1400 tahun yang lalu.. Allah membuktikan janjiNya lewat perang badar; perang perdana pasukan muslim melawan pasukan Quraisy. Perang Furqan (pembeda) antara yang haq dan yang batil.
 Perang ini bermula ketika Rasulullah mendengar kabar bahwa Abu Sufyan memimpin sebuah karavan besar yang membawa ratusan unta, dan membawa keuntungan besar dari perdagangan di Suriah, untuk kaum Quraisy. Ketika berita ini sampai ke telinga Nabi Muhammad, maka Rasullullah memutuskan untuk menghadang karavan Abu Sufyan. Berusaha untuk membalas tindakan keji yang pernah dilakukan suku Quraisy terhadap umat muslim ketika dulu mereka masih tinggal di Mekkah. Ketika dulu, Quraisy merampas harta benda mereka, merampas rumah, tanah, bahkan membunuh sebagian dari orang-orang beriman. Rasulullah ingin mengganti kerugian yang pernah menimpa kaumnya.
Maka, 313 pasukan muslim keluar dari madinah, untuk menghadang karavan Abu Sufyan. Akan tetapi, Abu Sufyan cerdik. Ia mengetahui rencana pasukan muslim. Maka, ia melewati jalur lain untuk menuju ke Mekkah, dan memberitahu Abu Jahal perihal rencana Rasulullah. Memberitahu bahwa pasukan muslim keluar dari madinah menuju ke padang Badar. 
Abu Jahal, dengan naluri kejinya merencanakan pertempuran melawan pasukan muslim. Ia menurunkan seribu pasukan untuk berhadapan dengan kaum muslimin. Mendengar kabar tersebut, Rasulullah tertunduk malu, dan merasa telah mengecewakan kaumnya. Ia dihadapkan pada dua pilihan; kembali ke Madinah tanpa membawa apa-apa, atau bersiap diri menghadapi pasukan Quraisy yang jumlahnya bisa 3-4 kali lipat dari jumlah mereka. Maka, Rasulullah meminta persetujuan kepada kaum muslimin.
“Aku menjanjikan pada kalian satu hal, tapi sekarang menjadi perang dengan orang-orang yang jumlahnya 3-4 kali lipat dari jumlah kita.dan mereka lebih siap daripada kita? Lalu, bagaimana menurut kalian?”
Abu Bakar adalah sahabat pertama yang berdiri, dan menunjukkan dukungannya, dengan berkata; “Wahai Rasulullah pergilah! Kami berada di belakangmu!”
Kemudian Umar bin Khattab berdiri, dan menyatakan dukungannya, dengan berkata; “Wahai Rasulullah pergilah! Kami berada di belakangmu!”
Kamudian Al Miqdad bin Aswad berdiri, dan menyatakan dukungannya, seraya berkata; “Wahai Rasulullah.. wahai Rasulullah.. apakah engkau pikir kami akan mengatakan apa yang dikatakan oleh kaum bani Israel ketika Nabi Musa memerintahkan mereka untuk memasuki Yerussalem. “Engkau dan Tuhanmu pergilah. Kami tetap di sini.”
Kami tidak akan mengatakan apa yang dikatakan oleh Bani Israel, kami akan berkata; Engkau dan Tuhanmu pergilah. Kami ikut di belakangmu.
Akan tetapi, ketiga pasukan tersebut adalah kaum Muhajirin, Rasulullah ingin mendengar pendapat dari Kaum Anshar. Sa’ad bin Mu’adh (pemimpin kaum Anshar), yang disabdakan oleh Rasulullah; “inilah seseorang yang karena kematiannya, singgasana Allah berguncang!”. Sa’ad berkata; “Wahai Rasulullah, Allah mengutusmu kepada kami dengan kebenaran. Dan kami mengimaninya. Kami mengikutimu. Engkau perintahkan kami, kami mematuhimu. Engkau larang kami, kami meninggalkannya. Wahai Rasul.. Wahai Rasul.. Kami telah bersumpah dan berikrar kepadamu bahwa kami akan berada di sisimu bagaimanapun situasinya. Dan demi Allah.. bahkan jika engkau melintasi samudra.. kami akan tetap berada di belakangmu.
Karena keteguhan iman para sahabat, akhirnya Rasulullah memutuskan untuk perang melawan musuh-musuh Islam.
313 pasukan, 2 kuda, dan 70 unta melawan 1.300 pasukan, 200 kuda, dan 1000 unta. Where is balance here?? Dan dalam perang ini, pasukan muslim tidak siap. Mereka memang datang ke sini bukan untuk tujuan perang. Sehingga persenjataan yang mereka bawa tidak seberapa. Tapi keteguhan iman yang telah menariknya dari kepasrahan, dan tekad kuat menolong agama Allah. 
Pasukan muslim mendirikan tenda dan beristirahat, sebelum menghadapi pertempuran. Allah SWT menurunkan hujan yang deras demi memberikan ketenangan dan kenyenyakan tidur bagi para kaum muslimin. 
Menjelang perang, Rasulullah tidak henti-hentinya berdoa, menengadahkan tangan tinggi-tinggi.
“Ya Allah.. jika tidak Engkau menangkan pasukan ini.. maka, tidak ada lagi yang akan menyembahMu, ya Allah..”
Ya.. siapa lagi, pasukan muslim yang tersisa? Jika ke-313 pasukan tersebut syahid di perang badar. Sebab, mereka adalah umat-umat pilihan.
Abu Bakar berusaha menenangkan Rasul.
“Ya Rasul.. percayalah.. bahwa Ia tidak akan mengingkari janjiNya padamu”
Dan tibalah.. pertempuran yang disaksikan langit dan bumi. Pertempuran yang bersejarah bagi umat Islam. Seribu malaikat turun menolong pasukan muslim. 
Pasukan muslim terbagi ke dalam dua pleton. Pleton Anshar dipimpin oleh Sa’ad bin Mu’adh, dan pleton Muhajirin dipimpin oleh Ali. Dan Mushab bin Umair memegang panji. Zubair dan Miqdad menunggangi kuda yang akan berhadapan dengan 200 kuda milik pasukan Quraisy.
Di pertempuran ini, Bilal berhasil membalas dendamnya pada majikannya, Umayah bin Khalaf yang pernah menyiksanya sewaktu dulu ia masih menjadi budak Umayah. Di pertempuran ini, 70 pasukan Quraisy terbunuh, dan 70 pasukan Quraisy ditahan, sementara dari kubu pasukan muslim hanya 14 yang syahid. Benar-benar di luar logika perang. Tapi Allah SWT telah membuktikan janjinya. Bahwa yang haq akan membungkam yang batil. Bahwa selamanya, keburukan takkan mampu menundukkan kuasa langit. Pertempuran Badar telah menjadi saksi sejarah betapa kuasa Allah begitu nyata, dan kemenangan Islam akan berpihak kepada mereka yang benar-benar dekat dengan Rabb-Nya. Seandainya dulu, pasukan muslim kalah melawan pasukan Quraisy, kan adakah Islam saat ini? Bersyukurlah dengan cahaya iman yang telah diberikan oleh Allah SWT.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar