sebuah catatan kecil untuk makhluk organisatoris hibrida: BEM dan LDF
Terjun ke politik!
Suatu hal yang biasa dilakukan para pengemban dakwah. Menebar hikmah di pemerintahan, demi menjaga nilai-nilai syariat dan memuluskan jalan yang diridhoi Allah. Membela yang hak, dan memadamkan yang batil. Memetik cinta dari langit, lalu menebarkannya di lingkup BEM dan kancah wilayah politiknya. Mengucap innalillahi kala memangku jabatan pemimpin. Menangis kala mengingat amanah besar yang mesti ditanggung. Memohon ampun di kala alpa dalam memenuhi amanah. Tidak jarang.. kita berpikir.. berada di BEM adalah sebuah tantangan sekaligus ujian. Sebuah keharusan, ketika melihat gersangnya suasana jurusan dari nilai-nilai keIslaman. Sebuah urgensi, ketika tak adanya cahaya Illahi yang menerangi. Sebuah putusan karena Allah, dan karena kita mencintai Allah, sehingga tak lagi memedulikan kehidupan personal. Tapi.. apakah semua berjalan dengan mudah? Dan benarkah, kita berdakwah di BEM?
Kita ada untuk menjadi mutiara surgawi yang bersinar di langit jurusan masing-masing? Kita bersiap, pasang badan, erat jiwa demi menegakkan yang hak, dan memerangi yang batil? Kita siap menjadi segolongan orang yang di mata Allah adalah orang-orang yang beruntung? Ke manakah sebenarnya hati kita berlabuh selama ini? Di BEM.. di LDF.. dua organisasi yang kita poligami. Tidak jarang.. keduanya menuntut keadilan..
Apa benar? bahwa selama ini kita berdakwah di Bem?
Sementara hati tak sepenuhnya ikhlas membagi
membelah fokus, dan mendadak jadi berkhianat pada satu organisasi?
Apa benar? bahwa selama ini kita berdakwah di Bem?
Sementara waktu, tenaga, pikiran lebih banyak tersita
untuk masalah-masalah duniawi BEM
dan lupa menyisipkan nilai-nilai dakwah
Apa benar? bahwa selama ini kita berdakwah di Bem?
Jika keberadaan kita di BEM hanya untuk mengejar popularitas
dan sejenak lupa diniatkan karena Allah
Apa benar? bahwa selama ini kita berdakwah di Bem?
Jika kesibukan rapat.. membuat kita lupa akan amanah
dan tanpa sadar menomor sekiankan agenda dakwah
Apa benar? bahwa selama ini kita berdakwah di Bem?
Sementara hati tak pernah berteriak
ketika shalat lima waktunya terpaksa ditunda
demi menuntaskan rapat yang lagi-lagi sifatnya duniawi
Apa benar? bahwa selama ini kita berdakwah di Bem?
Jika tak pernah sekalipun hati ini terbakar
oleh semak-semak dosa yang melekat di organisasi BEM
ketahuilah.. BEM bisa menjadi ladang dosa jika kita larut
dalam tipu daya duniawi..
Apa benar? bahwa selama ini kita berdakwah di Bem?
atau jangan-jangan.. BEM hanya menjadi pelarian
agar kita terhindar dari label futur
karena mulai melempem di dunia dakwah
dan Apa benar? bahwa selama ini kita berdakwah di Bem?
sementara tak pernah sekalipun.
kita menyempatkan waktu untuk merancang peta dakwah
menyusun strategi
mendoakan objek dakwah
membuat target
satu tahun kepengurusan ingin menghasilkan apa??
jangan terjebak oleh istilah: yang penting proses.. bukan hasil!
yang penting itu.. keduanya..
karena bisa jadi.. kecacatan hasil.. karena prosesnya yang tak sungguh2
Jadii... apa benar? Bahwa selama ini kita berdakwah di BEM??
*tulisan ini merupakan renungan penulis sendiri..
tidak ada maksud untuk menjelek-jelekkan organisasi BEM.
Hanya saja.. realitas.. seberapapun jeleknya.. jika baik untuk disuarakan..
maka pena tak boleh berhenti sebelum suara hati terungkapkan..
itulah jurnalis.. jurnalis yang tidak hidup di bawah ketiak bosnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar